Mengambil Peluang Usaha dari Kuis Berhadiah
26 September 2012 silam, saya membuat sebuah kuis di fanspage Azku Distro Muslim. Soal-soal dari kuis tersebut saya ambil dari kisah 60 Sahabat Nabi yang saya postingkan setiap hari di fanspage Azku Distro Muslim sejak tanggal 20 September 2012. Hingga hari ini, saya masih postingkan kisah-kisah Sahabat Nabi (karena memang belum selesai, hehe).
Apa saja hadiahnya? Di kuis tersebut, saya menentukan hanya ada 5 orang yang menang untuk setiap kuisnya. Pemenang ditentukan dari siapa yang paling cepat, paling lengkap, dan paling benar menjawab 3 soal dari setiap kuis tersebut. Ada pun hadiahnya sebagai berikut:
Juara 1 : Dapat 1 pcs kaos Azku Distro Muslim secara gratis.
Juara 2 : Dapat diskon 50% tuk pembelian 1 pcs kaos Azku Distro Muslim.
Juara 3 : Dapat diskon 20% tuk pembelian 1 pcs kaos Azku Distro Muslim.
Juara 4 : Dapat diskon 10% tuk pembelian 1 pcs kaos Azku Distro Muslim.
Juara 5 : Dapat diskon 10% tuk pembelian 1 pcs kaos Azku Distro Muslim.
Juara 2 : Dapat diskon 50% tuk pembelian 1 pcs kaos Azku Distro Muslim.
Juara 3 : Dapat diskon 20% tuk pembelian 1 pcs kaos Azku Distro Muslim.
Juara 4 : Dapat diskon 10% tuk pembelian 1 pcs kaos Azku Distro Muslim.
Juara 5 : Dapat diskon 10% tuk pembelian 1 pcs kaos Azku Distro Muslim.
Catatan: Ongkos kirim ditanggung oleh pemenang!
Sebagian orang bertanya kepada saya, "Mengapa Anda berikan banyak hadiah untuk mereka?"
Bagi mereka yang bermental pengusaha, bermental entrepreneur, bermental kaya, dan bermental sukses, mereka akan langsung mengerti tujuan saya membuat kuis tersebut. Ya, saya ingin memberikan mereka peluang untuk berwirausaha. Jika ada seseorang yang bermental pengusaha menemukan kuis ini, tentu ia takkan menyia-nyiakan peluang ini. Ia akan selalu hadir dalam setiap kuis agar bisa memenangkannya. Dan jika ia berhasil memenangkan kuis tersebut, ia tak menggunakan hadiah tersebut untuk dirinya sendiri. Melainkan ia akan menjualnya kembali.
Misalnya saja, ia jadi juara pertama, ia mendapatkan 1 pcs kaos Azku Distro Muslim seharga Rp50.000 secara gratis. Tentu ia akan menjualnya kembali. Tanpa modal, ia pun dapat penghasilan.
Jika ia jadi juara kedua, ia mendapatkan discount 50% untuk pembelian 1 pcs kaos Azku Distro Muslim. Ia pun membeli kaos muslim seharga Rp50.00, namun hanya membayar 50% saja. Dan ketika ia menjualnya kembali dengan harga yang sama, maka ia dapat cash back 200%!
Dan begitulah seterusnya jika ia menjadi juara ketiga, keempat, atau pun kelima. Ia takkan merasa hadiah yang ia dapatkan terasa mahal. Melainkan ia jadikan hal tersebut sebagai peluang usahanya. Dan dengan adanya kuis tersebut ia membuktikan, tak ada alasan untuk menghindari jadi pengusaha, bahkan alasan modal sekali pun.
Namun sungguh disayangkan, hingga detik ini saya belum menemukan manusia bermental pengusaha tersebut. Memang setiap ada kuis selalu ada pemenang. Namun tak satu pun dari pemenang tersebut yang mengambil kesempatan tersebut sebagai peluang usaha.
Mereka yang menjadi juara pertama, langsung mengambil hadiahnya dan mereka pakai sendiri. Di kuis berikutnya, mereka tak terlihat lagi.
Mereka yang menjadi runner up, ada sebagian orang yang tak langsung mengambil hadiahnya. mereka menunggu kuis berikutnya untuk menjadi runner-up lagi. Dengan alasan dua kali jadi runner-up, mereka pun mengambil hadiahnya secara gratis. "50% + 50% = 100%, kan?" Begitulah alasan mereka.
Begitulah seterusnya untuk juara ketiga, keempat, mau pun kelima. Mereka menunggu kuis berikutnya, mereka kumpulkan nilai discountnya, setelah 100% mereka pun mengambil hadiahnya.
Jika mereka yang berhasil menemukan peluang usaha dari kesempatan ini disebut orang dengan mental pengusaha, mental entrepreneur, mental kaya, bahkan mental sukses, apa sebutan bagi mereka yang tak mengambil kesempatan ini sebagai peluang usaha? Apa sebutan bagi mereka yang gemar mengumpulkan gratisan? Ya, orang-orang dengan mental gratisan!
"Bagaimana jika Anda menukan orang-orang yang meminta uang sebagai ganti dari hadiah tersebut?"
Maaf, saya sendiri juga memiliki sebuah prinsip. Jika saya berkata A, maka yang terealisasikan harus A, bukan B. Jika Jika saya berkata bahwa saya akan memberikan hadiah berupa A, maka yang saya berikan tetaplah A, bukan B, apalagi Z.
Dan satu prinsip lagi yang saya tekankan. Kepada mereka yang mental gratisan, saya takkan memberikan mereka ikan. Melainkan akan saya berikan sebuah pancing, agar mereka bisa mandiri, mencari ikan sendiri. Bukan pelit atau pun medit (apa bedanya?!), melainkan saya tak ingin mereka menjadi seperti penghuni persimpangan jalan. Yang kerjaan setiap harinya hanyalah meminta-minta tanpa usaha memperbaiki diri.
"Berarti Anda tak pernah sedekah dong?"
Biarkan soal sedekah urusan saya dengan Alloh. Lagi pula, objek sedekah masih banyak. Masih ada banyak masjid, masih ada banyak fakir miskin. Saya memberi hanya kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, bukan kepada mereka yang meninginkan.
Saya berharap, setelah membaca ini, mereka mengerti, mengapa saya membuat sebuah kuis berhadiah tiap pekannya. Saya berharap, ke depan yang saya temukan hanyalah orang-orang dengan mental pengusaha. Jika masalah saja bisa dijadikan sebagai peluang usaha, apalagi hanya dengan sebuah kuis berhadiah?
0 komentar: